Jumat, 18 Desember 2009

MASUKI DUNIA REKAAN CAMERON YANG MENGAGUMKAN

Avatar (2009)
Directed: James Cameron / Cast: Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver

Beginilah sulitnya menjadi orang jenius. Tak seorang pun yang benar-benar memahami isi kepala mereka, visi mereka. Saya sendiri termasuk orang yang sedikit pesimis dengan Avatar, pada mulanya. Menurut saya, pada saat itu, premis Avatar terdengar kekanak-kanakan, bahkan (maaf) bodoh. Maksud saya, menghadirkan makhluk mirip manusia berwarna biru? Halo!! Tapi, beginilah sulitnya menjadi orang yang jauh dari kata jenius. Tak mampu memahami isi kepala mereka yang jenius.

Namun, begitu menonton film ini, Cameron betul-betul memberikan tinju pedas yang langsung membuat saya kalah telak. Seluruh pesimisme dan apatisme di kepala saya luluh lantak begitu saja. Saya takluk, dan terbuai oleh visi briliannya. Cameron menghadirkan sebuah ‘dunia baru’, taman bermain rekaannya, yang mampu memukau nyaris seluruh penonton di dunia, termasuk saya.

Alkisah di masa depan, tepatnya tahun 2154 (di mana saya mustahil masih hidup saat itu), Jack Sully – seorang mantan anggota marinir yang lumpuh akibat perang – bersedia untuk ikut program Avatar di planet bernama Pandora. Di sana, dia bertemu dengan Dr. Grace (Weaver), pemimpin program Avatar. Lalu, apa itu program Avatar? Bukan. Avatar di sini bukan bocah botak penggendali angin yang ada di kartun TV. Ini adalah program super canggih yang mampu ‘memindahkan’ jiwa kita dari fisik manusia, ke fisik makhluk biru penghuni Pandora, bernama Na’vi. Jack yang lumpuh girang bukan main saat berada di fisik Na’vi, yang tak hanya sehat, tapi memiliki kekuatan fisik di atas manusia. Jack juga bertemu dengan Kolonel Miles dari kalangan militer, yang menjadi penanggung jawab keamanan koloni manusia di Pandora. Miles sudah berumur, namun memiliki tubuh bak Guile di Street Fighter. Dia juga termasuk petinggi militer dari kalangan garis keras. Kolonel Miles memegang peranan penting pada nasib eksistensi Na’vi, di akhir kisah.

Jack kemudian dibawa oleh Dr. Grace, dan lainnya berpetualangan di belantara Pandora, dengan menggunakan wujud Na’vi tentu saja. Maka, dimulailah petualangan penuh imajinasi di dunia karya Cameron. Belantara Pandora adalah perpaduan eksotisme dan keajaiban. Flora dan fauna yang cuma ada di kepala Cameron dapat kita saksikan di sini. Warna-warni pelangi pun bertaburan, dengan biru-hijau-ungu-nila mendominasi layar. Lihat saja makhluk mirip dinosaurus dengan hiasan bunga raksasa di kepalanya, yang mungkin sedikit banyak mengingatkan kita dengan salah satu monster di kartun Pokemon. Atau makluk buas perpaduan Alien dan Labrador. Atau juga makhluk bernama Toruk, predator angkasa, yang dari jauh terlihat seperti layang-layang pada perayaan atau festival Cina.

Akibat diserang oleh makhluk-makhluk buas, Jack pun terpisah dari rombongan Dr. Grace. Jack pun terlantar di belantara Pandora yang indah namun ganas. Setelah diserang (lagi) oleh makhluk-makhluk malam, Jack diselamatkan oleh Neytiri (Saldana) salah satu Na’vi wanita dari klan Omaticaya.

Setelah bertemu dengan klan Omaticaya, Jack dan seluruh penonton digiring untuk tur keliling Pandora. Percayalah! Anda akan mendapatkan panorama yang lebih dari apa yang Anda bayangkan. Aksi terbang di langit dengan makhluk mirip pterodactyl, kehadiran pulau-pulau di atas awan, dan diakhiri dengan sebuah adegan klimaks nan dahsyat. Sungguh suatu visual hasil daya imajinasi Cameron yang liar, kekanak-kanakan, dan meletup-letup indah.

Keindahan Pandora memang menjadi kekuatan utama film ini. Pilar penting yang menyangga seluruh film agar tetap worth watching. Dan memang film ini layak untuk ditonton. Imajinasi Cameron mengalahkan cerita. Kisah yang ditawarkan Avatar justru sederhana, mudah ditebak, dengan beberapa klise di sana-sini. Menonton Avatar, mungkin anda akan merasakan de javu dengan film-film seperti Pocahontas, The Abyss, Aliens, Predator, The Matrix Revolution, hingga King Kong (versi Peter Jackson).

Tapi, well, yeah! It’s James Cameron’s movie! Ini bukan filmnya Bay atau Emmerich yang bahkan visual efeknya pun tidak mampu membuat kita memaafkan betapa miskinnya kisah yang mereka tawarkan –pada sebagian besar film-film mereka. James Cameron adalah salah satu sutradara jenius, khususnya dalam film-film dengan visual efek yang memukau. Mungkin hanya Steven Spielberg dan George Lucas yang bisa setara dengan Cameron, dalam menghasilkan film-film sejenis. ‘Kesalahan-kesalahan’ Cameron dapat langsung ditolerir, setelah ia menghadiahkan kita sebuah pengalaman menonton yang mengasyikan.

Pada akhirnya, Avatar adalah film dengan visual paling mengagumkan tahun ini. Seluruh kerja keras, dan budget yang dikeluarkan sukses menghasilkan karya yang mencengangkan. Dengan menonton versi 3D, anda bahkan bisa merasakan kedahsyatannya yang lebih hebat lagi. So, just sit back, and experience the whole new world, inside Cameron’s mind! Setelah menonton film ini, Anda berharap rambut Anda memiliki serat hidup, yang berfungsi seperti biological USB, agar bisa menunggangi kuda peliharaan tetangga anda (jika anda tinggal di sebelah kebun binatang, tentu saja)

Mengenai Saya

Foto saya
Penikmat film, musik dan buku-buku yang bagus